Bukan perayaan. Mungkin bagi sebagaian orang, hari ini terlihat seperti perayaan biasa di penghujung masa sekolah. Namun, perjalanan satu hari ini bersama murid SMPN Satu Atap Emboan adalah wujud rasa syukur atas rampungnya serangkaian kegiatan akhir yang mengantarkan mereka menuju gerbang kelulusan. Ini adalah cara kami berterima kasih. Berterima kasih atas setiap tantangan yang berhasil dihadapi bersama, atas ilmu yang telah dibagi dan diserap, dan atas eratnya persahabatan yang telah terjalin selama ini. Semoga perjalanan hari ini meninggalkan jejak yang berkesan dan membekas di hati para murid.
Perjalanan hari ini membawa kami ke beberapa tempat dan pantai menjadi tempat persinggahan pertama. Sebuah pilihan yang tak pernah gagal menghadirkan kegembiraan dan kedamaian. Sangat cocok untuk melepaskan penat dan lelah, jika kita benar-benar hadir dan menikmati setiap momennya. Di sana, membentang luas garis pertemuan antara langit dan laut yang selalu mengingatkan akan kebesaran semesta dan betapa kecilnya diri ini. Bagi sebagian orang, pemandangan ini memancarkan kedamaian yang menenangkan, sebuah jeda dari ramainya aktivitas kehidupan sehari-hari. Sayangnya, pantai juga bisa jadi tempat yang mengkhawatirkan bagi seorang yang matanya tak pernah lepas memperhatikan gerak gerik si buah hati yang lincah bermain di tepi pantai. Bukannya buang lelah, kadang jadi tambah lelah wkwkwkwkw :P







Setelah puas menikmati keindahan pantai, perjalanan berlanjut menuju Islamic Center Mataram. Kemegahan arsitektur pusat ibadah umat Islam terbesar di NTB ini selalu membuat takjub. Kami sangat menikmati ketenangan suasana di dalamnya dan mengagumi kubahnya yang menjulang tinggi, miniatur Ka'bah, serta ukiran-ukiran indah yang menghiasi tempat ini. Persinggahan kedua ini menjadi kesempatan yang baik untuk merelaksasikan otot tulang belakang yang mungkin terasa kaku setelah melalui perjalanan yang cukup jauh, sekaligus menunaikan ibadah Sholat Zuhur.
Destinasi berikutnya adalah Kolam TV9, yang dulunya dikenal sebagai kolam renang terbesar di Lombok. Kegembiraan pecah saat melihat air yang menyegarkan. Canda tawa dan cipratan air menambah kesenangan hari ini. Disini tempat yang cocok untuk menyalurkan keaktifan mereka yang biasanya terkesan berlebihan ketika berada di sekolah. Beberapa murid yang katanya belum terlalu mahir berenang, merasa tertantang untuk merasakan suasana kolam dengan kedalaman yang beragam. Bahkan ada insiden sandal tertinggal yang menambah warna perjalanan kali ini. Lumayan juga berjalan tanpa alas kaki setelahnya, anggap saja sedang terapi kaki gratis, haha.

Sebagai penutup yang manis, kami singgah di Rumah Bakso Brawijaya. Lebih dari sekedar menikmati semangkuk bakso yang lezat, tempat ini menyimpan kisah inspiratif. Konon, dulunya pemilik bakso ini memulai usahanya mulai dari berjualan keliling dengan rombongnya hingga akhirnya bisa memiliki tempat makan yang cukup besar dan digemari banyak orang. Ini menjadi pelajaran berharga tentang ketekunan, kerja keras, dan impian yang bisa diraih. Masalah harga yang mahal bisa dibilang sepadan dengan tempat yang nyaman dan
instagramabel (sayangnya, tidak banyak momen yang diabadikan disini), serta cita rasa yang dimiliki (btw ini subjektif ya, mengingat selera orang yang berbeda-beda).
Perjalanan satu hari ini mungkin terlihat sederhana, namun semoga setiap momennya dapat menjadi jejak yang indah dan membekas di hati para murid, terutama murid kelas 9 yang sebentar lagi lulus. Bukan sekedar perayaan akhir sekolah, melainkan ungkapan syukur atas perjalanan belajar yang telah dilalui bersama dan bekal kenangan untuk terus menyambung silaturrahmi kelak ketika sudah berpisah.
0 Comments