Sudah hampir setahun jadi kurator Cerita Praktik PMM dan aku merasa sangat senang ketika bisa diajak ketemuan secara langsung dalam kegiatan Lokakarya Penelaah Cerita Praktik yang diselenggarakan tanggal 19-21 September 2024 di Bekasi. Aku merasa sangat beruntung dan termotivasi dengan kesempatan ini. Ini menunjukkan bahwa kontribusi kami sebagai kurator sangat dihargai. Semoga kolaborasi ini dapat terus belanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar lagi.
Membayangkan diri bepergian seorang diri rasanya sangat membosankan. Untungnya Ibu Titin, seorang gutu BK dari Lombok Timur juga diundang untuk menghadiri kegiatan ini. Selain itu, Pak Sudomo, seorang guru dari Lombok Barat yang sudah ku kenal sebelumnya juga akan berpartisipasi. Sayangnya, jadwal penerbangan kami berbeda.
Akhirnya, sekitar pukul 12.00 WIB kami tiba di Jakarta. Setelah mengambil barang-barang, kami memutuskan untuk langsung menuju hotel tempat kegiatan berlangsung. Pukul 4 sore, kegiatan lokakarya Penelaah Cerita Praktik dihadiri dan dibuka langsung oleh Direktur KSPSTK, Bapak Dr. Kasiman.
Setelah acara pembukaann, kegiatan dilanjutkan dengan sharing pengalaman sekaligus refleksi proses kurasi yang sudah berjalan selama hampir 1 tahun ini. Pada sesi ini, Mbak Dira dan Mas Feryan, selaku tim pendamping cerita praktik yang selama ini membimbing kami secara daring, menerima banyak masukan dari rekan-rekan penelaah terkait proses kurasi. Momen ini menjadi sangat penting, sebab aku menyaksikan langsung bagaimana tim cerita praktik terus melakukan berbagai upaya untuk menyempurnakan proses kurasi agar lebih cepat dan efisien. Dengan adanya umpan balik dan perbaikan, semoga kedepannya kita dapat terus meningkatkan kualitas proses kurasi.
Hari kedua juga tidak kalah seru. Kami diberikan kesempatan untuk uji coba LMS Penelaah yang akan digunakan oleh tim cerita praktik dalam proses rekrutmen penelaah baru. Ternyata, kami tidak hanya dilibatkan dalam proses kurasi, namun juga berpartisipasi secara aktif dalam memberikan masukan untuk pengembangan LMS ini. Hal ini membuat kami merasa lebih terlibat dan memiliki peran penting dalam komunitas ini.
Selanjutnya, kegiatan ditutup dengan sesi berbagi pengalaman yang begitu bermakna. Pada sesi ini kami berbagi cerita mengenai praktik terbaik yang kami temui, ketakutan dan tantangan yang dihadapi sebagai penelaah, serta kompetensi apa yang kami rasakan setelah terlibat dalam kegiatan ini. Bagi aku pribadi, sesi ini adalah proses refleksi diri sebab aku kembali mengingat dan merasakan apa saja yang telah dilalui ketika terlibat didalamnya. Setiap cerita praktik yang aku kurasi selalu memberikan inspirasi baru. Dedikasi para guru dalam mengatasi berbagai tantangan dengan solusi praktis dan kreatif membuatku lebih bangga dengan profesi ini. Namun, ketakutan terbesar dalam proses kurasi adalah ketika aku salah memahami maksud dari cerita praktik yang dituliskan serta memberikan umpan balik yang berlebihan dan kurang sesuai, sehingga justru menghambat mereka dalam mengembangkan tulisannya. Idealnya, proses kurasi seharusnya dapat membantu penulis menghasilkan karya yang berkualitas dan mudah dipahami oleh pembaca.
0 Comments