OPEN BOOK PREMITIF (Optimalisasi Penggunaan Chromebook dalam Penerapan RME Berbantuan Multimedia Interaktif)

If you never try, you will never know

Literasi dan numerasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan berkomunikasi dalam berbagai konteks. Ketika kemampuan literasi dan numerasi rendah, artinya dia belum memahami konsep yang sedang dipelajari atau belum mampu mengaitkannya ke dalam konteks dunia nyata. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis murid.

Disisi lain, masalah motivasi yang rendah dan tingkat keaktifan murid  yang tinggi adalah masalah umum dalam pembelajaran matematika. Sayangnya, keaktifan murid disini adalah aktif melakukan aktivitas yang tidak ada kaitannya dengann pembelajaran, seperti menggangu temannya atau ngobrol saat guru sedang menjelaskan. Alasannya, beberapa merasa sulit memahami materi matematika, menganggap matematika itu tidak ada manfaatnya, atau cara belajar yang cenderung monoton sehingga mengurangi minat dan motivasi mereka dalam belajar. 

Penerapan Realistic Mathematics Education (RME) adalah upaya yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah di atas. RME adalah pendekatan pembelajaran matematika yang berfokus pada pemahaman konsep matematika dalam konteks nyata. Dengan RME, murid diberikan kesempatan untuk mengaitkan matematika dengan situasi dunia nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan murid tidak lagi bertanya-tanya apa kegunaan matematika dalam kehidupan mereka. 

Sayangnya, cara guru menyajikan konteks perlu dipertimbangkan agar dapat menarik minat murid. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media. Media apa yang bisa digunakan?

Penulis mencoba melakukan riset kecil-kecilan dengan mencari referensi di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Meskipun tidak mendapat media yang diinginkan, penulis mendapatkan konteks yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Penulis juga mencari referensi konteks yang dapat digunakan pada laman pusmendik. 

Selanjutnya, penulis juga memikirkan cara  membelajarkan murid dengan lebih menarik dan menyenangkan. Penulis percaya bahwa keaktifan murid, apapun bentuknya, jika diarahkan bisa menjadi potensi yang baik. Dengan mempertimbangkan potensi tersebut dan aset yang dimiliki sekolah, yaitu chromebook, penulis mencoba mengembangkan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

Open Book Premitif (Optimalisasi Penggunaan Chromebook dalam Penerapan RME berbantuan Multimedia Interaktif) merupakan alternatif solusi yang penulis terapkan sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan berpikir matematis murid dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan. 

JELAJAH FUNGSI, multimedia interaktif berbentuk aktivitas penjelajahan ini menjadi pilihan yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Aktivitas penjelajahan pada media ini bertujuan untuk menarik minat murid dalam menyajikan konteks. Selain itu, dengan adanya media yang dapat diakses, dapat membuat murid lebih fokus pada pembelajaran. 


Adapun cara penulis menerapkan media ini adalah dengan memberikan jurnal perjalanan dalam bentuk booklet ke masing-masing murid. Selanjutnya, murid secara berpasangan mengakses media yang telah disiapkan pada chromebook dan mengisi jurnal perjalan setiap menyelesaikan misi. Tujuan pemberian jurnal perjalanan ini adalah sebagai media bagi murid dalam mengkomunikasikan ide dan gagasannya terkait misi yang harus diselesaikan. Selain itu, murid hanya memiliki kesempatan menyelesaikan misi dengan benar sebanyak 3 kali. Apabila jawaban murid masih salah, maka media Jelajah Fungsi akan secara otomatis kembali ke awal (restart). Namun, murid tidak perlu khawatir saat mengulang misi sebab mereka memiliki catatan untuk setiap misi yang telah diselesaikan. 

Satu-satunya yang dapat diprediksi dalam implementasi pembelajaran adalah bahwa pembelajaran berjalan tidak sesuai prediksi. Penerapan inovasi pembelajaran ini pun ada kekurangan dan kelebihannya. Beberapa kekurangan yang terjadi adalah waktu pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Hal ini dikarenakan di awal pembelajaran, murid masih beradaptasi terhadap penggunaan media. Namun, hal ini dapat diatasi dengan bantuan tutor sebaya. Sejujurnya hal ini diluar ekspektasi penulis bahwa murid dengan inisiatifnya sendiri mau membantu temannya yang kesulitan atau kebingungan. Kelebihannya, murid terlihat antusias terutama saat berhasil menyelesaikan misi. Murid juga mulai mandiri dalam memahami konteks yang ada pada media dan menjadi lebih reflektif sebab ketika menjawab salah, mereka mencoba memberikan solusi lain dengan lebih teliti agar mereka tidak mengulang kembali penjelajahan dari awal (restart). Dengan terselesaikannya semua misi, maka tujuan pembelajaran pun tercapai.  Selain itu, koleksi sumber belajar berupa media interaktif juga bertambah.







Namun demikian, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan kembali jika akan melakukan pembelajaran yang sama. Yang pertama, pastikan semua murid sudah paham alur pelaksanaan pembelajaran sehingga waktunya cukup untuk menyelesaikan semua aktivitas. Yang kedua, sebaiknya diberikan petunjuk pada media ketika murid menjawab salah sehingga jawaban murid yang selanjutnya lebih terarah.

Demikian cerita inovasi pembelajaran yang telah penulis terapkan di kelas. Meskipun tidak 100% berjalan sesuai prediksi, namun penulis merasa puas dan bangga terhadap upaya yang penulis lakukan. Terlebih ketika melihat murid antusias dan ekspresi mereka saat berhasil menyelesaikan misi.

Orang bilang, lebih baik gagal dari pada tidak mencoba sama sekali. Dalam menerapkan pembelajaran ini pun barangkali ada murid yang masih mengalami kesulitan dalam belajar. Namun, bukan berarti solusi yang kita tawarkan ini gagal atau tidak baik. Kita hanya perlu mencoba mencari solusi lainnya yang mungkin lebih baik dari yang baru saja diterapkan. Jadi, yang terpenting dalam melakukan sebuah inovasi adalah upaya/usahanya.  Tidak ada inovasi dan kreativitas tanpa kegagalan. Tetap semangat dan berusaha. Tetap berproses. If you never try, you will never know ^_^


*FYI media sebelum diterapkan sudah direview oleh dua rekan guru matematika. Terima kasih Ibu Dwi dan Ibu Cut Ida






Post a Comment

2 Comments

  1. menarik, tp apakah semua murid senang memainkannya? Karena ada sj murid yg ttp kesulitan dlm belajar MTK atau sudah mindsetnya kalo mtk itu sulit dan cenderung membosankan

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa betul skali Bpk/Ibu, tentu akan ad murid yg mgkin ga cocok dg metode yg dterapkan. apalagi mengubah mindset murid sepertiny agak susah. maka dari itu sy berpikir utk terus berusaha memperbaiki proses pembelajaran di kls. Yg penting usaha dulu hehe 🙏

      Delete