REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION




RME singkatan dari Realistic Mathematic Education. Pertama kali denger pas lagi belajar dikelas, mata kuliah english for math sih katanya tp dosennya lebih seneng ngomongin masalah sistem pendidikan di Indonesia ketimbang mata kuliah yg seharusnya beliau ajarkan.
Kalau diindonesiakan, kurang lebih artinya itu “Pembelajaran Matematika Realistis” dimana metode ini lebih ke bagaimana cara belajar matematika secara nyata, yaitu dimulai dengan masalah sederhana yang ada dalam kehidupan nyata sehingga siswa lebih bisa memahami konsep yang diajarkan. Yang menarik perhatian adalah bahwa saya sebagai calon guru matematika harus menggunakan metode yang berbeda dengan metode pembelajaran matematika yang telah saya peroleh sejak SD sampai SMA. Dari sinilah saya mulai tertarik dan mencari tahu segala sesuatu hal tentang RME ini.
Ternyata, ada 3 prinsip pokok dalam pembelajaran matematika realistis, yaitu siswa diberikan kesempatan untuk menemukan kembali konsep atau algoritma sebagaimana ditemukannya konsep tersebut secara sistematis. Hal tersebut memberikan peluang kepada siswa untuk berkreasi dan mengembangkan pemikirannya yang diawali dengan masalah konstektual yang mereka peroleh dari kehidupannya. Yang kedua, masalah konstektul yang dipilih harus sudah diantisipasi agar membelajarkan siswa ke arah konsep atau algoritma yang dituju. Hal tersebut harus dapat menjembatani siswa dalam proses pematematikaan siswa. Prinsip ketiga, model yang dikembangkan siswa harus dapat menjembatani pengetahuan informal dan pengetahuan matematika formal. Model matematika dikembangkan oleh siswa secara mandiri untuk memecahkan masalah. Pada awalnya, model matematika itu berupa model situasi yang telah diperoleh siswa berdasarkan pengalaman siswa sebelumnya (model of). Melalui proses generalisasi dan formalisasi, model itu akhirnya dirumuskan dalam bentuk model matematika yang formal (model for).
Adapun perbedaan pembelajaran pendekatan konvensional dengan pembelajaran pendekatan RME adalah sebagai berikut :
  1.  Pada pembelajaran pendekatan konvensional, siswa merupakan penerima informasi secara pasif dan belajar secara individual, sedangkan pada pembelajaran pendekatan RME, siswa bekerja secara aktif dan belajar melalui kelompok atau diskusi dengan siswa lain.
  2.  Pada pembelajaran pendekatan konvensional, pembelajaran diawali dari definisi, konsep, atau algoritma yang abstrak, sedangkan pada pembelajarn pendekatan RME, Pembelajaran diawali dari masalah sederhana dari kehidupan nyata atau masalah yang disimulasikan.
  3. Pada pembelajaran pendekatan konvensional, Konsep atau algoritma ada di luar diri siswa yang harus diterima dan dihafalkan oleh siswa, sedangkan pada pembelajaran pendekatan RME, konsep atau algoritma dikembangkan atas dasar skemata yang telah dipunyai siswa
  4. Pada pembelajaran pendekatan konvensional, pemerolehan konsep atau algoritma oleh masing-masing siswa harus seragam dengan yang diterangkan guru., sedangkan pada pembelajaran pendekatan RME, pemerolehan konsep atau algoritma oleh masing-masing siswa sering berbeda, bergantung skemata siswa.
  5. Pada pembelajaran pendekatan konvensional, ketrampilan yang dikembangkan atas dasar driill, sedangkan pembelajaran pendekatan RME, ketrampilan yang dikembangkan atas dasar pemahaman.
  6. Pada pembelajaran pendekatan konvensional, asil belajar diukur dengan satu cara yaitu tes tulis pada akhir kegiatan, sedangkan pada pembelajaran pendekatan RME, penilaian autentik, hasil belajar diukur dengan berbagai cara, tidak hanya tes tulis pada akhir kegiatan.

Harapan saya, semoga matematika menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi siswa dan semoga saja salah seorang anak manusia Indonesia kelak akan diabadikan namanya karena memperoleh rumus baru yang berguna dalam pembelajaran matematika serta aplikasinya dalam kehidupan nyata.
At last but not the least, sebenarnya mudah saja bagi kita untuk mengaitkan segala sesuatu yang ada pada matematika dengan kehidupan nyata. Salah satunya adalah postulat garis yang menyatakan bahwa “Ada satu dan hanya satu garis yang melalui dua titik”, jika dikaitkan dalam kehidupan nyata berarti “Ada satu dan hanya satu garis cinta yang melalui dua titik hati” :)


Add my Fb Etrin JP and follow my twitter @etrin_pradipta

Post a Comment

0 Comments